Atas alasan apa kita terpisah? Aku lupa, dan hanya ingin mengingat yang sebelumnya. -Dewabrata-
Bolehlah kau mengerti sepotong demi sepotong, asal tawamu tidak membuat nalarmu berhenti merangkai. -Kresna-
Aku pun ingin menulis, tapi tepat saat pena hampir menyentuh kertas, aku tak ingin lagi. -Puntadewa-
Terlalu banyak untuk ditulis. Bagaimana kalau... kapan kau ada waktu? -Banowati-
Kalau kau takut ditipu oleh matamu, maka jangan hanya melihat. -Kunti-
Marah menumpuk menjadi dendam? Bukan. Dendam membuatmu gampang marah. -Aswatama-
No comments:
Post a Comment