Wangi bunga sering membuatmu lupa jarak dan hanya akan membuatmu jarang berkunjung... Maka kukirim cuma warnanya. -Surtikanti-
Bunga bangsa... Ya ya ya... Mari kita tanam dulu pohonnya. -Kresna-
Bunga desa... Ya ya ya... Mari kita lindungi... -Petruk- *ditoyor Kresna
Kau menghiburku, memanggilku Mawar... berkali-kali... Maaf... kenang saja aku sebagai duri... -Sarpakenaka-
Bunga pinjaman... Ayooo... jangan sampai mekar... -Bagong- *dihajar Gareng
Ya, aku sering disesatkan bunga, tak jarang salah ladang. -Arjuna-
*silent... Hmm... Ya... wangi... -Gatotkaca-
Bunga bangkai... bukan karena wanginya... Sudah tugasku. -Sanjaya-
Telah cukup lama Wijayakusumaku tak berbunga... Sedang sedih? Nggak... Sedang sibuk. Oh ya? -Setyaboma-
Bunga mestinya mekar di hutan, yang di taman tidak merdeka, tanya saja. -Citrawati-
Madu bunga dicecap kumbang, tetap manis... Lalu dirampas manusia... Selanjutnya manisnya... gula. -Kripa-
Selamat pagi... Semoga tak cuma berbunga-bunga... tapi juga bekumbang-kumbang... -nn-
No comments:
Post a Comment