Orang bertanya-tanya | apa benar dendamku | memang sebesar itu. |
Pantang menggelung rambut | sebelum membasuhnya | membasahi helainya.
#777
Mengeramasi dengan | darah Dursasana | yang menelanjangiku. | Bukankah
itu kejam? | Benar tak berhatikah | Drupadi, aku ini? #777
Biarlah itu tetap | menjadi peristiwa | untuk dikenang-kenang. | Sudah
jadi takdirku | merelakan sejarah | untuk masa yang baru. #777
Inilah tembang itu | nama Sekar Pancali. | Untuk diulang-ulang | dan dicatatdendangkan | meski aku berganti. *Pancali #777
No comments:
Post a Comment