Perjumpaan yang terlalu kerap tapi bisu. Meluap seperti lagu tanpa syair. -Narayana-
Abai yang palsu. Itu saja. -Sumantri-
Sudah tahu kosong, tetap saja dijaga. -Laksmana-
Seperti wayang di kotak dan batang pisang di kebun. Butuh lakon. -nn-
*silent... *senyum tipis. Udah. -Gatotkaca-
Itu cuma sepi yang diikuti, dituruti, dimanjakan. Tak lebih. -Sengkuni-
Kau tahu. Buat apa kujelaskan. -Arjuna-
Itu semacam luka yang menjanjikan bebat. -Sumbadra-
Akar dan pucuk daun, antara lentik bulu mata dan riap rinding bulu kuduk. -Banowati-
Unggun yang menginginkan embun. Tak padam oleh deras hujan. -Suryatmaja-
Sesat yang tak butuh mata angin. Semua arah adalah kenangan yang sama. -Bisma-
Panggilan dari nun jauh. Tak terdengar, tapi menjagakan tidur. Menyesaki ingatan. -Utari-
Lumaku dalan padhang, numbuk-numbuk wayangan. (Menapak di jalan terang, menabrak-nabrak gambaran) -nn-
Tiba-tiba begitu butuh udara. Begitu bukan? -Citrawati-
Aku begitu sampai hari ini. Selalu ada yang datang lebih dulu. Aku terlambat? -Duryudana-
Sebenarnya hampir gila, tapi diam dan sopan. -Dursilawati-
Ra diwulu, Na, pasangan Dha disuku. Wulu itu Rambut, Suku itu Kaki. Pasangan? Sudah jelas. *selamat maksi
9 comments:
selalu trenyuh menbaca tulisan-tulisan anda...:)
anak-anak ku, kelak, harus baca "RINDU" mu, Kang!
ketika rindu hanyalah rindu...
Apik mas!
Winda --- lalu semangat... harapannya
Citogog --- hehe... mangga
Arcky --- suwun mampirnya...
serius suka banget pas baca tulisan "rindu" ini :)
Saya, saya.. mas,,
belum terlambat untuk mengucap hebat kan?!
Filosofi rindu yangg..
"dahsyath"..
Makasih apresiasinya ya... hehe... salam
haha. bagian sing paling akhir bener2 cerdas! aku #salut marang keluhurane.
Bha disuku, Na diwulu. suku itu kaki, wulu itu rambut.
hahhahaha
Rindu Ki Nanang wayangan di twitter.
Post a Comment