Monday, February 13, 2012

#nada

Suara dan nada, mana yang lebih dulu? Itu pasti pertanyaan baru, setelah kita berasyik-asyik dengan lagu. Pemagaran. Penyempitan.

Getaran yang kekerapan gelombangnya tak terhitung, kita hanya menandai di beberapa tempat saja. 12 untuk piano, 5 dan 7 untuk gamelan.  

Tapi sebagaimana putaran, semua ada di garis lingkaran yang sama, cuma berbagi titik berhenti, yang lalu ditandai, disusun-susun.  

Dan jadilah lagu. Lagu tawa, lagu tangis, lagu rindu, lagu yang disematkan oleh kenangan langit ke pundakmu. Sebagaimana bintang.

Tak terhitung? Ya. Karena bahkan hitungan itu adalah titik henti juga. Banyak suara di sela-selanya. Jadi soal tembang sumbang?  

Tembang sumbang hanya berlaku bagi mereka yang terlalu percaya pada hentian, melupakan isian. Tembang ya tembang, sumbang cuma pagar.  

Soal di dalam apakah di luar. Sedang sebelum kita dirikan pagar itu, suara bebas 'melung' kemanapun, dengan atau tanpa hentian.

So, masih takut nembang... *jangan  

No comments: