Ampak-ampak. Kabut rendah menyambut langkah sang ksatria yang turun gunung, kembali dari puncak impian semalam tadi. Tanah basah. #ampak
Sesaat matahari yang semburat belum lama tadi telah cukup. Rindunya terjawab tunai. Jarak pandang yang tak seberapa jauh, tak apa. #ampak
Telah ditanggalkannya ketakutan yang tak perlu, juga godaan sunyi yang melelapkan di atas sana. Tertidur di gunung sungguh berbahaya. #ampak
Ia tahu, turun gunung lebih mungkin menyesatkan. Tapi aliran air adalah pemandu yang sempurna. Lumut di sisi pohon adalah penanda. #ampak
Tak lama lagi, saat kabut ini menghilang, ia siap. Di bawah, riuh rendah kerja, menanti cinta. 'Ora mung Dadi, nanging uga Lumadi'... #ampak
No comments:
Post a Comment