Tuesday, November 22, 2011

#wilis

Masih Wilis yang sama. Kuinjak lagi lumpurnya. Dingin yang membatu, tapi harapan masih menderu. Masih seru.

Selamat Pagi air mengalir, tumbuhan hijau, juga pahatan hujan di batu-batu. Di bawah mulai hangat, di atas mulai berkabut.  

Bukan soal batu ingin kubagi, tapi mereka yang terpendam. Waktu kuhirup aroma pinus, ada remah masa silam yang menyusup. Menyapa.  

Perawan lembah yang ditulis-tulis, dikarang-karang, dibunga-bungai itu, mulai menua. Jalanan masih licin, tanah merah setia pekat.

Mata air yang tetap bening, seperti keringatmu. Hijau memang tak serimbun dulu, aku berbaik sangka, kau sedang membuka diri.  

Maka akan kutunggu cerita tentang 'kemben kawung' yang kaupakai, juga tatanan rambut yang selalu berubah itu. Putri, Dewi, Nini.  

Aku bayi kau muda, aku bocah kau muda. Ya, aku beranjak... dan kau tetap muda. Masih jalan yang dulu. Wilis, Pulung, Tambakbuntu.

Pesan lamamu. Menuju timur tinggi. Menutup pintu, semburat warnamu, hijau membiru. *sungkem

No comments: